OELPRA DISCUSSION FORUM
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Mari Saling Berbagi Informasi Seputar Ilmu Pengetahuan Tekhnologi & Komunikasi (IPTEK)
 
IndeksLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

 

 Cerita Pendek

Go down 
PengirimMessage
OELPRA
Admin
OELPRA


Jumlah posting : 5
Join date : 22.03.15
Age : 26
Lokasi : Indonesia

Cerita Pendek Empty
PostSubyek: Cerita Pendek   Cerita Pendek EmptyTue Mar 15, 2016 8:37 pm

Selamat Membaca .........
Masana memutarkan kaleidoskop yang dimilikinya. Saat
ini, ia menatap jendela laboratorium Sains. Dari
kaleidoskopnya, dia melihat cahaya berwarna hijau,
merah, dan biru. Dia mengamati cahaya dari kaleidoskop
bersama temannya, yaitu Ami, Sae, Natsumi, dan Mai.
“Masana, apa yang kamu lihat dari kaleidoskop itu?”
tanya Sae.
“Aku melihat cahaya berwarna hijau, merah, dan biru.
Cahaya tersebut terlihat berputar. Membuatku bingung.”
jawab Masana.
Ami melihat suatu hal sedih dari tatapan mata Masana.
Dengan sedikit takut, ia bertanya, “Mengapa kamu
terlihat sedih, Masana?”
“Aku tidak sedih. Mungkin kamu salah melihatnya.”
Ami bergumam dalam hati, “Aku tidak yakin jika Masana
tidak sedih. Pasti ada suatu masalah yang ia simpan.”
Waktu di laboratorium mereka lewati dengan penuh heran,
melihat cahaya kaleidoskop yang tidak tentu arah.
Sekolah IPTEK tersebut selesai pada pukul
12:00 JST. Masana, Ami, Sae, Natsumi, dan Mai pulang
bersama karena rumah mereka tidak begitu jauh. Masana
segera berlari begitu tiba di dekat rumahnya.
Sementara, keempat temannya melanjutkan perjalanan.
Di rumah Masana, tepatnya di kamarnya ...
“Hanya kamar ini menjadi alasanku untuk hidup. Karena
kehidupanku tidak lengkap, ayah selalu bekerja sampai
larut malam, sementara ibu tiada. Di saat ini, aku
merasa sangat hampa. Bagaikan sendirian di ruang
gelap.” Masana terdiam sejenak, menahan airmatanya.
“Aku ingin mendapat perhatian lebih dari ayahku. Tapi
ayah sama sekali tidak memberiku kasih sayang seperti
orangtua lain.”
Sampai keesokan harinya, Masana tidak masuk
sekolah karena absen. Ami, Sae, Natsumi, dan Mai
bertanya dalam hati, mengapa Masana tidak masuk
sekolah.
“Begini saja teman-teman... Kita ke rumahnya Masana
sekarang.” kata Natsumi sepulang sekolah.
“Apakah kita harus membawakan sesuatu untuknya?”
tanya Mai.
“Kita tidak perlu membawa apapun untuk Masana. Kita
hanya perlu menghiburnya.” ujar Sae.
“Baiklah kalau begitu.” Kata Mai akhirnya.
Mereka berempat menuju ke rumah Masana.
Mereka sampai di depan rumah Masana dan membunyikan
bel.
“Selamat siang.” Kata Natsumi.
Mereka menuju ke dalam rumah Masana. Dan sampai di
dalam rumah Masana, mereka melihat kondisi fisik Masana
yang baik-baik saja. Saat ini, Masana sedang tiduran di
kursi, tepatnya di ruang tamu.
“Masana, sepertinya kamu baik-baik saja.” kata Sae.
“Memang fisikku baik-baik saja. Tapi kondisi psikisku
kurang baik.” ujar Masana.
“Benar seperti dugaanku kemarin. Kamu sedih karena
suatu hal.” ucap Ami.
Natsumi menambahkan, “Mungkin ada yang bisa kamu
ceritakan untuk kita. Supaya bisa sedikit mengurangi
kesedihanmu.”
“Baiklah aku akan menceritakannya.” kata Masana.
Masana mulai menceritakan semuanya.
Tentang keluarganya yang tidak lengkap. Tentang
ayahnya yang tidak begitu perhatian terhadapnya.
“Sebenarnya Ibuku telah tiada. Dan ayahku selalu bekerja
dan pulang larut malam. Aku kurang mendapatkan kasih
sayang dari ayahku.” Masana mulai bercerita.
“Beberapa hari yang lalu, ayahku berkata ‘Tidak ada
gunanya belajar. Hanya untuk membuat pintar. Tidak
menjamin bisa kaya raya’.”
Mai berujar dalam hati, “Betapa beratnya beban hidup
temanku ini.”
Masana melanjutkan ceritanya “Aku merasa sangat
tertekan dan tidak punya keberanian dalam hal apapun.”
“Apa yang hilang dalam dirimu. Dan apapun yang
membuatmu sedih. Itu merupakan kesadaran dirimu, yang
akan merubahmu menjadi lebih dewasa.” Ami memberikan
nasihat kepada Masana.
Masana mulai tersenyum, “Terima kasih atas nasihatnya.
Aku tidak akan sedih lagi.”
“Masana, aku dan teman yang lain minta maaf kalau
selama ini ada salah.” Natsumi mewakili yang lain.
“Dan karena hari mulai sore, aku, Ami, Sae, dan Natsumi
pamit pulang.” lanjut Mai.
“Maaf tidak bisa menemanimu sampai malam hari. Dan
tidak bisa menginap di rumahmu. Tapi kami janji untuk
selalu ke rumahmu setiap hari.” Sae berucap.
Ami, Sae, Natsumi, dan Mai lalu kembali ke rumah
masing-masing.
Di malam hari, Masana membawa kaleidoskop
dan berdiri di dekat jendela.
“Melihat kaleidoskop ini aku sedikit pusing.” kata Masana.
“Tetapi, warna pada kaleidoskop ini sangat indah.”
Masana kembali tersenyum.
Masana selesai melihat kaleidoskop, “Aku harus bangga
melihat diriku sendiri. Walaupun kehidupanku seperti
warna pada kaleidoskop yang berputar. Walaupun aku
tidak bisa kembali ke masa lalu.”
Sumber: http://48familycerpencerbung.blogspot.com/2014/07/cerpen-mangekyou-kaleidoskop.html?m=1
Kembali Ke Atas Go down
https://oelpra.indonesianforum.net
 
Cerita Pendek
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
OELPRA DISCUSSION FORUM :: Your first category :: Tekhnologi-
Navigasi: